
Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) adalah salah satu program dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) untuk mahasiswa dalam mempersiapkan dirinya menjadi seorang calon pendidik, mengimplementasikan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi, mengembangkan perangkat pembelajaran dan kecakapan pedagogis dalam membangun bidang keahlian calon pendidik. Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) sangat penting bagi mahasiswa yang menjadi calon pendidik karena dapat mengobservasi baik dari siswa, lingkungan tempat mengajar, guru saat mengajar beserta perangkat pembelajarannya sehingga hal tersebut dapat bermanfaat untuk mahasiswa dalam mendalami peran sebagai pendidik selanjutnya. Program ini dilakukan dengan menerjunkan mahasiswa secara langsung di sekolah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) melakukan mitra kepada sekolah-sekolah mulai dari TK/PAUD sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tersebar di berbagai daerah baik di dalam maupun di luar kota Surakarta. Salah satu sekolah mitra yang digunakan untuk program PLP adalah SMAN 1 Teras.
SMAN 1 Teras berada di Jl. Raya Sudimoro Randusari KM.2, Dusun I, Sudimoro, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah 57372. SMA Negeri 1 Teras Boyolali. SMAN 1 Teras menerapkan kurikulum merdeka yang sesuai dengan perkembangan kurikulum saat ini. Penerjunan mahasiswa PLP di SMAN 1 Teras dilakukan pada hari Selasa, 3 September 2024. Kegiatan ini diserahkan oleh Dr. Winarno, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Koordinator PLP dan diterima oleh Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Teras Boyolali, Koordinator Guru pamong dan Guru pamong masing-masing mahasiswa PLP. Mahasiswa yang diserahkan terdiri dari berbagai program studi, diantaranya; Ovie Harindrika Darmawan, Salma Dwi Sufiyanti, dan Triana Sefia Afiani dari Pendidikan Fisika; Fira Rizqy Ritama, Salsabila Firdausy Nuzulla, Tito Islamiawan, dan Yasfina Najma Tsaqiba dari Pendidikan Biologi; Anjelika Tania Prameswari, Bela Anisa Putri, dan Yusrial Bara Al Rasyid dari Pendidikan Kimia; Nurul Khotimah dan Rendra Rizky Yulianto dari Pendidikan Sejarah; Muhammad Dinito Rifki, Nadya Putri Fitriani, Risma Dyah Ayu Astiqomah, dan Widianingrum Hidayati dari Pendidikan Geografi; Fadila Mita Sofiana dan Muhammad Faiqul Akmal dari Pendidikan Sosiologi Antropologi; Ahmad Bachtiar Ihsanudin dan Jorend Zelig Satria Nugroho dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; serta Dimas Prianov Ramadhan, Elsa Safitri, Muhammad Bayhaqqy, dan Nureka Anisa Rahma dari Pendidikan Seni Rupa.
A. KEGIATAN PEMBELAJARAN OLEH MAHASISWA PLP SETIAP PROGRAM STUDI DI SMAN 1 TERAS
Mahasiswa PLP Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan praktik mengajar kepada peserta didik sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sebanyak 24 mahasiswa PLP di SMAN 1 Teras menerapkan pembelajaran secara interaktif kepada peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan materi sesuai dengan tingkatan atau kelas dengan mengimplementasikannya berdasarkan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang berpusat pada peserta didik (Student Centered) sehingga dalam kegiatan belajar mengajar diutamakan memberikan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dengan melibatkan siswa secara langsung. Selain itu, perkembangan pendidikan saat ini harus disesuaikan dengan program SDGs (Sustainable Development Goals). Program SDGs merupakan program dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai kehidupan lebih baik dan sejahtera dalam lingkup global. Terdapat 17 tujuan pembangunan berkelanjutan antara lain tanpa kemiskinan, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, lingkungan dan lainnya.
Pendidikan termasuk pada aspek yang penting karena merupakan suatu kebutuhan dasar manusia. Tanpa adanya pendidikan, umat manusia tidak akan maju hingga sampai pada kehidupan yang mengalami kemunduran. Pendidikan merupakan arah manusia menentukan kehidupannya. Pendidikan merupakan suatu aspek yang kompleks sehingga untuk mencapai pendidikan yang maju diperlukan berbagai pihak bahkan bidang. Dalam perkembangannya, aspek pendidikan tidak berjalan secara mulus. Pada zaman sekarang masih ditemukannya masalah-masalah terkait pendidikan yang perlu ditangani antara lain ketidakmerataan pendidikan khususnya di Indonesia, fasilitas dan aksesibilitas sekolah yang buruk, masalah kesejahteraan pendidik dan lain sebagainya. Menghadapi hal tersebut, diperlukan bantuan berbagai pihak untuk mencapai pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas merupakan salah satu tujuan yang ada dalam SDGs. Melalui program PLP, mahasiswa FKIP UNS dapat menjadi agent yang melaksanakan pendidikan berkualitas. Pendidikan berkualitas tersebut dapat diterapkan kepada peserta didik dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan model dan media belajar yang kreatif dan inovatif. Berikut ini merupakan beberapa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilakukan mahasiswa PLP dari berbagai program studi di SMAN 1 Teras.
PENDIDIKAN FISIKA
Ovie Harindrika Darmawan (K2321055), Triana Sefia Afiani (K2321072), Salma Dwi Sufiyanti (K2321060)
Fisika sebagai ilmu dasar yang bertujuan untuk memahami fenomena alam secara kuantitatif melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis. Sehingga konsep pembelajaran fisika mengacu pada pendekatan, prinsip, dan metode yang digunakan untuk membantu siswa memahami materi fisika.
Melalui kegiatan magang Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di SMAN 1 Teras, penulis sebagai mahasiswa S-1 Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sebelas Maret mendapatkan kesempatan untuk belajar bersama kelas X, XI, dan XII (A hingga E). Dalam kegiatan ini, mahasiswa sebagai calon guru fisika dapat mengembangkan keterampilan mengajar, inovasi pembelajaran, dan pendekatan interaktif yang relevan untuk meningkatkan literasi sains siswa. Hal ini sejalan dengan upaya menciptakan pendidikan inklusif dan berkualitas.
Untuk kelas X, pada materi Sumber Energi Terbarukan dan Tak terbarukan, diterapkan model pembelajaran Quantum Learning dengan menggunakan metode diskusi berbasis permainan kartu. Dimana siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan memiliki dua opsi kartu jawaban setiap nomornya. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan interaktif bagi para siswa. Selain itu, diskusi berbasis permainan kartu juga dapat membantu meningkatkan fokus siswa dan keterampilan dalam bekerja sama antar anggota kelompok.
Kegiatan pembelajaran Fluida Statis di kelas XI tidak hanya membekali siswa dengan pemahaman teoritis, tetapi juga mengaitkan ilmu Fisika dengan tantangan global yang dihadapi masyarakat. Salah satu topik penting dalam Fluida Statis adalah Tekanan Hidrostatis, Hukum Archimedes, dan Kapilaritas. Melalui kegiatan praktikum seperti pengukuran tekanan dalam berbagai kedalaman air atau eksperimen tentang gaya angkat pada benda yang terendam, siswa dapat memahami prinsip dasar yang relevan untuk menjawab isu-isu lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan keberlanjutan sumber daya air.
Misalnya, siswa dapat menganalisis bagaimana sistem irigasi berbasis gravitasi bekerja untuk mendukung pertanian berkelanjutan atau mempelajari cara desain tangki air yang efisien dapat membantu menghemat penggunaan air. Melalui kegiatan eksperimen sederhana yang sudah dilakukan, yaitu mengukur tekanan hidrostatis pada berbagai ketinggian, siswa mendapatkan wawasan tentang pentingnya efisiensi dalam penyediaan air bersih terutama di daerah yang sulit dijangkau.
Selain itu, pembelajaran ini juga menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan inovasi siswa. Ketika mereka dihadapkan pada masalah nyata seperti pengelolaan air limbah atau mitigasi banjir, pemahaman tentang Fluida Statis memungkinkan mereka untuk merancang solusi kreatif berbasis sains.
Pada kelas XII model pembelajaran yang digunakan meliputi metode simulasi-diskusi dan Teams Games Tournament (TGT). Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada materi Induksi Elektromagnetik melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan topik seperti hukum Faraday, hukum Lenz, arus induksi, dan penerapan induksi elektromagnetik. Pendekatan ini mendorong kerja sama dan pembelajaran aktif, sehingga membantu siswa memahami konsep dengan lebih baik. Selain itu, kompetisi berbasis kuis yang diterapkan dalam TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara efektif.
Pendekatan-pendekatan ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan proses sains bagi siswa serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4, yaitu dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas. Sehingga siswa dapat memahami konsep fisika secara lebih mendalam, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, serta melatih kemampuan dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar Fisika tetapi juga memahami peran mereka sebagai agen perubahan dalam mendukung SDGs melalui ilmu pengetahuan.
PENDIDIKAN SENI RUPA
Dimas Prianov Ramadhan (K3221019), Elsa Safitri (K3221022), Muhammad Bayhaqqy (K3221041), Nureka Anisa Rahma (K4321049)
Setelah mempelajari berbagai macam motif ragam hias dan teknik menggambarnya, pada pertemuan kedua ini Peserta didik diminta untuk berkreasi sekreatif mungkin. Pada pertemuan ini juga peserta didik diberi tugas untuk membuat sketsa ragam hias sesuai dengan materi yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. pembuatan tugas ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah peserta didik sudah paham dengan materi yang dijelaskan pada pertemuan awal.
Pada pertemuan ketiga, kegiatan yang direncanakan adalah melukis pada payung dengan menggunakan sketsa kasar yang sebelumnya telah dibuat oleh siswa di atas media kertas. Langkah ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam menuangkan ide-ide kreatif mereka ke media yang lebih besar dan beragam. Dengan memulai dari sketsa kasar, siswa memiliki gambaran awal tentang desain yang akan diterapkan, sehingga mereka dapat lebih fokus dalam mengembangkan dan mengeksekusi ide kreatif mereka. Mahasiswa PLP turut serta dalam mendukung proses pembelajaran dengan menyediakan bahan dasar berupa warna primer, yaitu merah, kuning, dan biru. Penggunaan warna primer ini dirancang agar siswa dapat bereksplorasi lebih jauh dalam menciptakan kombinasi warna baru. Dengan mencampurkan warna primer, siswa dapat menghasilkan warna sekunder seperti hijau, ungu, dan orange. Proses ini tidak hanya mengajarkan teori pencampuran warna, tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami aspek praktis dari teori tersebut, yang sekaligus memacu kreativitas mereka dalam berkreasi. Melukis pada media payung dilakukan secara berkelompok, sehingga kegiatan ini juga menjadi ajang pembelajaran kolaboratif. Siswa diajak untuk bekerja sama, berbagi ide, dan saling menghargai pendapat satu sama lain dalam menciptakan sebuah karya seni yang unik dan estetik. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar tentang teknik melukis, tetapi juga mengembangkan keterampilan interpersonal seperti komunikasi, kerjasama, dan toleransi dalam menyatukan ide-ide yang berbeda.
Pada pertemuan keempat, siswa memasuki tahap finishing dan presentasi produk payung lukis dengan ragam hias. Dalam pertemuan ini, siswa diberikan alokasi waktu satu jam pelajaran (JP) untuk menyelesaikan proses kreatif pada payung mereka. Setelah itu, satu JP berikutnya digunakan untuk mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelas. Presentasi ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam menyampaikan ide kreatif, di mana mereka diminta menjelaskan produk yang telah dibuat, seperti konsep motif ragam hias, teknik pengubahan motif, serta teknik melukis yang digunakan. Penilaian dalam presentasi ini dilakukan berdasarkan empat kriteria utama yaitu kesesuaian tema, estetika, kerapian hasil karya, dan kemampuan presentasi siswa. Melalui kegiatan ini, siswa diharapkan mampu menciptakan karya seni yang bermakna dan dapat mengapresiasi nilai estetika, sekaligus meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam mempresentasikan karya seni mereka di depan umum.
Selain itu, searah dengan nilai dan tujuan SDGs melalui pembelajaran lukis payung menggunakan ragam hias ini, diharapkan para siswa dapat mengenal lebih dalam tentang ragam hias dan teknik-teknik yang digunakan didalamnya. Selain itu, melalui kegiatan proyek lukis payung ini siswa tidak hanya belajar tentang seni, tetapi juga dapat menambah wawasan seperti pada motif flora dan fauna dalam lukisan payung mencerminkan keanekaragaman hayati yang ada di alam. Flora, seperti bunga, pohon, dan tanaman, melambangkan kekayaan alam yang perlu dilindungi dan dijaga. Sementara itu, fauna, berupa gambar hewan seperti burung, ikan, atau serangga, menggambarkan pentingnya keberagaman spesies dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sebagai generasi penerus, siswa diajak untuk menjadi pelindung alam yang bertanggung jawab, agar bumi tetap lestari untuk generasi mendatang melalui proses berkesenian.
PENDIDIKAN KIMIA
Anjelika Tania Prameswari (K3321010), Bela Anisa Putri (K3321014), dan Yusrial Bara Al Rasyid (K3321075)
Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, akan lebih menarik dan bisa dipahami jika siswa melakukan praktikum secara langsung. Salah satu materi yang bersifat asbtrak di kelas XI SMA adalah materi laju reaksi. Salah satu praktikum yang tidak hanya mengasah pemahaman siswa tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang fenomena kimia sehari-hari adalah praktikum laju reaksi. Kegiatan ini adalah bagian penting dalam Program Pengalaman Lapangan (PLP) di Universitas Sebelas Maret (UNS), yang bertujuan untuk melatih siswa dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan serta keterampilan teknis dalam bidang kimia.
Praktikum laju reaksi adalah eksperimen yang mempelajari bagaimana laju terjadinya suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti konsentrasi bahan pereaksi, suhu, pH, dan kehadiran katalis. Laju reaksi itu sendiri mengacu pada seberapa cepat reaktan berubah menjadi produk dalam suatu reaksi kimia. Melalui praktikum ini, mahasiswa dapat memahami hubungan antara kondisi eksperimental dengan kecepatan perubahan yang terjadi, serta cara pengukuran yang akurat.
Praktikum laju reaksi yang dilaksanakan untuk siswa kelas XI di kegiatan PLP UNS memiliki beberapa tujuan penting, di antaranya:
Meningkatkan Pemahaman Konsep Kimia: Siswa dapat memahami bagaimana teori laju reaksi dapat diterapkan dalam eksperimen. Pengalaman langsung ini membantu siswa mengingat dan memahami prinsip-prinsip kimia dengan lebih mendalam.
Melatih Keterampilan Laboratorium: Melalui praktikum ini, siswa diajarkan untuk menggunakan alat-alat laboratorium, seperti pipet, buret, dan alat ukur lainnya, serta teknik pengamatan yang akurat. Keterampilan ini sangat berguna untuk persiapan mereka di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Menerapkan Metode Ilmiah: Praktikum ini mengajarkan siswa untuk merancang eksperimen, mencatat data, dan menganalisis hasilnya dengan pendekatan ilmiah. Hal ini memperkenalkan siswa pada proses penelitian yang sistematis.
Praktikum laju reaksi di kegiatan PLP Universitas Sebelas Maret memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi siswa kelas XI SMA. Dengan melibatkan siswa dalam eksperimen langsung, mereka tidak hanya memahami konsep-konsep kimia secara teori tetapi juga mengasah keterampilan praktis dan analitis. Melalui kegiatan ini, siswa diajarkan pentingnya metode ilmiah, kerja tim, dan keterampilan laboratorium, yang semuanya membekali mereka untuk menghadapi tantangan dalam pendidikan sains yang lebih tinggi dan karier di masa depan. Praktikum ini, dengan demikian, berperan penting dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya paham sains tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut secara efektif.
PENDIDIKAN BIOLOGI
Fira Rizqy Ritama (K4321037), Salsabila Firdausy Nuzulla (K4321072), Tito Islamiawan (K4321085), Yasfina Najma Tsaqiba (K4321089)
Pada bulan september hingga november 24 Mahasiswa dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) berkesempatan untuk melakukan kegiatan pengenalan lingkungan persekolahan (PLP) di SMAN 1 Teras. Salah satu kegiatan menarik yang dilakukan adalah membuat nata, produk bioteknologi berbasis fermentasi yang memiliki nilai ilmiah dan ekonomi.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari program PLP yang bertujuan mengasah kemampuan mengajar mahasiswa. Dalam praktikum ini, para mahasiswa tidak hanya bertugas memberikan teori dasar tentang bioteknologi tetapi juga membimbing siswa secara langsung dalam setiap tahap pembuatan nata. Siswa terlihat antusias mengikuti langkah-langkah pembuatan nata, mulai dari persiapan bahan baku seperti air kelapa, gula, dan starter bakteri Acetobacter xylinum, hingga proses fermentasi yang harus dijalankan dengan baik. Mahasiswa PLP juga menjelaskan bagaimana mikroorganisme berperan penting bagi kehidupan manusia.
Praktikum ini bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa bahwa ilmu biologi tidak hanya ada di dalam buku, tetapi juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Siswa tidak hanya belajar tentang proses fermentasi tetapi juga memahami pentingnya kondisi yang steril dalam pembuatan nata. Mahasiswa PLP menjadikan praktikum ini sebagai momen untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran kreatif menggunakan media visual, eksperimen langsung, dan diskusi kelompok untuk memastikan materi tersampaikan dengan baik.
Setelah praktikum, siswa melaporkan hasil observasi terhadap nata yang sedang dalam proses fermentasi. Diskusi terkait faktor-faktor seperti pH, suhu, dan durasi fermentasi membantu melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa. Melalui kegiatan ini, siswa memahami bahwa bioteknologi tidak hanya sebatas teori, tetapi memiliki dampak langsung dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan praktikum ini mendukung pencapaian SDGs, khususnya tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).. Bagi mahasiswa PLP, kegiatan ini memberikan pengalaman berharga dalam mengelola kelas dan membangun interaksi positif dengan siswa. Mereka belajar bagaimana menyampaikan materi secara menarik, mengelola waktu, serta menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
Kegiatan praktikum biologi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi siswa untuk lebih mendalami ilmu bioteknologi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, program ini juga menjadi ajang bagi para mahasiswa PLP dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) untuk mempersiapkan diri menjadi pendidik profesional yang kompeten.
PENDIDIKAN SEJARAH
Nurul Khotimah (K4421062), Rendra Rizky Yulianto (K4421068)
Mata pelajaran Sejarah merupakan mata pelajaran yang identik membahas mengenai peristiwa masa lalu. Dengan belajar sejarah, peserta didik akan mengetahui lebih detail tentang apa, siapa, kapan, dimana dan dampak dari peristiwa tersebut. Dalam perkembangan zaman yang sudah maju dan didukung oleh teknologi, peserta didik diharapkan mampu mengelola informasi yang ada di internet dengan baik. Informasi yang banyak tersebar di internet harus dibenarkan dengan bukti-bukti sejarah yang konkret.
Sebagai mahasiswa S-1 Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), pembelajaran Sejarah dilaksanakan dengan model Project Based Learning (PJBL) pada salah satu materi di kelas XI yaitu BAB I : Kolonialisme dan Imperialisme (Perlawanan daerah). Hasil projek berupa pop-up book yang merupakan bentuk kolaborasi dengan mata pelajaran Seni Budaya. Pada pembelajaran ini peserta didik diarahkan untuk memanfaatkan internet dalam mencari data yang akan dimasukkan ke dalam pop-up book. Peserta didik diberikan kebebasan dalam mengkreasikan pop-up book masing-masing. Pembelajaran ini berlangsung mulai dari kelas XI A-XI H dengan dibagi menjadi beberapa kelompok. Dengan membuat pop-up book, peserta didik secara tidak langsung dibentuk untuk menjelaskan suatu pembahasan yang kompleks menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami serta dengan metode yang menyenangkan dengan berkolaborasi antar siswa.
Pembelajaran ini juga mendukung salah satu poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Pendidikan Berkualitas. Dengan cara peserta didik mencari informasi secara luas membantu mereka untuk menambah tingkat literasi. Pendidikan harus menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi yang baik.
PENDIDIKAN GEOGRAFI
M. Dinito Rifki (K5421050), Nadya Putri Fitriani (K5421053), Risma Dyah Ayu Astiqomah (K5421070), Widyaningrum Hidayati (K5421084)
Mata pelajaran geografi mempelajari berbagai aspek kehidupan seperti fisik, lingkungan, sosial dan budaya bahkan manusia. Materi keanekaragaman hayati termasuk dalam ruang lingkup kajian geografi. Materi ini membahas mengenai tumbuhan (flora), hewan (fauna), serta ekosistem yang terbentuk baik di daratan maupun di lautan. Materi keanekaragaman hayati ini merupakan materi yang diajarkan pada kelas XI. Melalui program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) mahasiswa Universitas Sebelas Maret di SMAN 1 Teras mengajarkan materi keanekaragaman hayati dengan fokus pembelajaran adalah tentang Pola Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia serta Dunia.
Materi tersebut diajarkan kepada peserta didik disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum merdeka dengan ciri student centered. Selain itu disesuaikan dengan perkembangan zaman serta teknologi, maka mahasiswa PLP menerapkan suatu model pembelajaran proyek kepada peserta didik dengan bantuan handphone. Pembelajaran proyek yang diterapkan adalah pembuatan infografis. Proyek tersebut membantu peserta didik kelas XI SMAN 1 Teras untuk lebih memahami tentang persebaran Flora dan Fauna baik yang berada di Indonesia maupun di dunia. Selain itu proyek ini membantu peserta didik membangun kerjasama secara kelompok, menyalurkan ide dan gagasan, membangun komunikasi yang baik, berpikir kritis dan kreatif. Pembelajaran proyek infografis tersebut bukan hanya mendukung secara teoritis saja tetapi juga pada SDG’s khususnya tujuan ke-4 (pendidikan berkualitas) dan tujuan ke-14 dan serta ke-15 yaitu ekosistem lautan dan ekosistem daratan. Pembelajaran yang mendukung SDG’s sangat penting dilakukan karena memberikan pemahaman kepada peserta didik bukan hanya sekedar ilmu tetapi juga penerapan ilmu tersebut secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pemahaman tersebut akan membentuk suatu kesadaran dalam diri peserta didik untuk lebih berpikir maju dan sustainable serta membentuk diri peserta didik untuk melestarikan lingkungan sekitarnya.
Manfaat program PLP bukan hanya dirasakan oleh peserta didik saja melainkan untuk mahasiswaUniversitas Sebelas Maret. Mahasiswa PLP memperoleh manfaat berupa pengenalan lingkungan di sekolahan baik secara fisik bangunan, kegiatan akademik dan non akademik, administrasi sekolah bahkan hubungan dalam lingkungan sekolah tersebut. Program PLP ini menjadi wadah mahasiswa untuk belajar secara langsung sehingga berguna untuk menunjang karir di masa depan sebagai seorang pendidik yang profesional dan berkualitas.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Ahmad Bachtiar Ihsanuddin (K6421003), Jorend Zelig Satria Nugroho (K6421037)
Pendidikan Pancasila merupakan mata pelajaran yang sangat penting dalam sistem pendidikan di Indonesia, dirancang untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dasar Pancasila dalam diri siswa. Mata pelajaran ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga untuk membentuk karakter siswa sehingga mereka bisa menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab, dan berintegritas.
Secara fungsi, Pendidikan Pancasila berperan dalam pembentukan karakter siswa dengan menanamkan nilai-nilai seperti toleransi, gotong royong, dan persatuan. Nilai-nilai ini penting untuk membentuk fondasi moral yang kuat pada siswa, yang nantinya akan mempengaruhi perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Pendidikan Pancasila juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dengan mengajarkan siswa untuk menghargai dan memahami keberagaman budaya, suku, agama, dan ras yang ada di Indonesia. Selain itu, juga untuk meningkatkan kesadaran hukum dan keadilan pada siswa, dengan mengajarkan pentingnya supremasi hukum dan keadilan sosial. Siswa diajarkan untuk menghormati hukum dan memperjuangkan keadilan bagi semua.
Melalui program PLP (Pengenalan Lingkungan Persekolahan) kami menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dengan output film yang berkaitan dengan materi Penerapan Perilaku Taat Hukum. Penerapan perilaku taat hukum pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila memiliki hubungan yang erat dengan beberapa aspek dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG’s), khususnya SDG’s 16: “Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat.” Dengan ini, siswa diajarkan tentang nilai-nilai etika dan moral yang mendukung perilaku taat hukum. Hal ini penting untuk menciptakan masyarakat yang damai dan inklusif, yang merupakan inti dari SDG’s 16. Dengan membentuk karakter siswa yang berintegritas dan bertanggung jawab, pendidikan ini membantu membangun fondasi bagi masyarakat yang adil dan penuh hormat terhadap hak asasi manusia.
Salah satu kunci untuk mencapai SDG’s 16 adalah partisipasi aktif dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hukum dan keadilan. Pendidikan Pancasila mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab, yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam menjaga perdamaian dan keadilan di masyarakat. Ini mendorong siswa untuk terlibat dalam proses demokratis dan berkontribusi positif terhadap pembangunan kelembagaan yang kuat dan akuntabel.
PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
Fadila Mita Sofiana (K8421016), Muhammad Faiqul Akmal (K8421034).
Pembelajaran sosiologi merupakan mata pelajaran yang berfokus pada pemahaman tentang masyarakat, interaksi sosial, struktur sosial, serta dinamika hubungan antar individu dan kelompok dalam masyarakat. Sosiologi mempelajari berbagai fenomena sosial, seperti norma, nilai, budaya, kelas sosial, kekuasaan, dan perubahan sosial. Dalam pembelajaran sosiologi, siswa atau peserta didik diajak untuk memahami bagaimana masyarakat terbentuk, bagaimana individu berperilaku dalam konteks sosial, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan sosial di dalamnya.
Tujuan pembelajaran sosiologi adalah untuk memberikan pemahaman kritis terhadap berbagai isu sosial yang ada di masyarakat dan mengembangkan kemampuan analisis sosial yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai mahasiswa S-1 Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), pembelajaran Sejarah dilaksanakan dengan model Project Based Learning (PJBL) pada salah satu materi di kelas XII yaitu BAB I : Perubahan Sosial akibat dampak dari Globalisasi. Hasil projek berupa vidio dengan ditayangkan pada platform YouTube. Pada pembelajaran ini peserta didik diarahkan untuk memanfaatkan internet dalam mencari data masalah masalah akibat globalisasi dari berbagai bidang seperti IPTEK, budaya, ekonomi, dll yang akan dijelaskan dalam berupa vidio pembelajaran. Peserta didik diberikan kebebasan dalam mengkreasikan vidio masing-masing. Pembelajaran ini berlangsung mulai dari kelas XII F-XII J dengan dibagi menjadi beberapa kelompok. Dengan membuat vidio pembelajaran, peserta didik secara tidak langsung dibentuk untuk menjelaskan suatu pembahasan yang kompleks menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami serta dengan metode yang menyenangkan dengan berkolaborasi antar siswa.
Pembelajaran ini juga mendukung salah satu poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Pendidikan Berkualitas. Dengan cara peserta didik mencari informasi secara luas membantu mereka untuk menambah tingkat literasi. Selain itu, pendidikan sosiologi bertujuan untuk mengembangkan sikap kritis dan reflektif terhadap berbagai isu sosial yang ada di masyarakat. Siswa didorong untuk tidak hanya menerima realitas sosial begitu saja, tetapi untuk menganalisis dan mempertanyakan struktur sosial, ketimpangan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar mereka. Melalui pendekatan ini, peserta didik diharapkan mampu memahami penyebab masalah sosial, dampaknya, serta mencari solusi yang lebih adil dan efektif. Secara lebih luas, tujuan pendidikan dalam pembelajaran sosiologi adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi individu yang tidak hanya cerdas dalam menganalisis masalah sosial, tetapi juga mampu berperan aktif dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat. Dengan pemahaman yang diperoleh dari sosiologi, mereka dapat lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan sosial dan berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan sejahtera.
B. KEGIATAN MAHASISWA SELAMA PLP DI SMAN 1 TERAS
AKSI BERGIZI
Kegiatan Aksi Bergizi dilaksanakan pada tanggal 6 September 2024 di SMAN 1 Teras. Rangkaian acara dimulai pada pukul 07.00 WIB dengan apel pagi di halaman sekolah yang dipimpin oleh Bapak Kepala Sekolah. Kemudian dilanjutkan senam bersama untuk kelas XII dan jalan sehat untuk kelas X dan XI. Setelah kegiatan senam dan jalan sehat, terdapat acara cuci tangan bersama oleh seluruh siswa dilanjutkan dengan sarapan pagi bersama oleh seluruh siswa. Bagi remaja putri, diberikan tablet tambah darah. Kemudian acara dilanjutkan di aula dengan menghadirkan pembicara dari Puskesmas Teras. Acara tersebut adalah edukasi mengenai kesehatan dan gizi, dan dilakukan skrining anemia bagi remaja putri.
UPACARA PERINGATAN HARI OLAHRAGA NASIONAL
Hari Olahraga Nasional jatuh pada tanggal 9 September 2024. Untuk memperingatinya, SMAN 1 Teras mengadakan upacara bendera. Upacara peringatan HAORNAS atau Hari Olahraga Nasional merupakan kegiatan yang diadakan setiap tahunnya. Upacara tersebut diikuti oleh seluruh siswa dan guru. Seluruh siswa yang menghadiri upacara tersebut mengenakan atribut lengkap. Upacara dimulai pada pukul 07.00 pagi dengan pengibaran bendera merah putih. Kemudian dilanjutkan dengan amanat dari bapak/ibu guru.
MAULID NABI
Kegiatan Maulid Nabi dilaksanakan pada tanggal 19 September 2024 di halaman SMAN 1 Teras. Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan rincian acara yaitu pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Quran beserta artinya, penampilan tari saman dan sambutan. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan hadroh dan inti acara adalah muhasabah yang mendatangkan ustadz, kemudian dilanjutkan lagi dengan penampilan hadrah dan penutup. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa dari kelas X sampai kelas XII, bapak/ibu guru dan mahasiswa PLP FKIP UNS. Kegiatan ini dilakukan rutin setiap tahun untuk memperingati maulid nabi Muhammad SAW dengan mengenakan pakaian muslim. Selain itu, acara ini juga sebagai ajang untuk meningkatkan iman dan takwa peserta didik. Bagi peserta didik non muslim juga ikut meramaikan acara dengan pakaian menyesuaikan.
JUMAT TERATAS
Jumat Teratas merupakan program rutinan yang dilaksanakan setiap hari jumat pagi oleh seluruh warga sekolah SMA Negeri 1 Teras. Kegiatan ini terdiri dari berbagai macam yaitu jumat literasi, gerak jalan dan senam, saat senam dipandu oleh instruktur senam dari luar sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan mulai pukul 07.00 sampai pukul 08.00 WIB. Program ini bertujuan untuk membiasakan seluruh warga sekolah dalam meningkatkan literasi dan berbudaya hidup sehat. Dengan tubuh yang sehat, diharapkan seluruh warga SMA N 1 Teras dapat menjalankan kegiatan di sekolah dengan baik.
KEGIATAN P5
P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila. Tujuan adanya P5 adalah ingin memberikan pengetahuan dan keterampilan tambahan dari lingkungan sekitarnya. Tujuan P5 diharapkan dapat membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, berdemokrasi, wirausaha, teknologi, dan lain sebagainya. Kegiatan P5 yang ada di SMA N 1 Teras mengusung 3 tema yaitu: Suara Demokrasi untuk peserta didik kelas X, Gaya Hidup Berkelanjutan untuk peserta didik kelas XI, serta Rekayasa dan Teknologi untuk peserta didik kelas XII. Kegiatan P5 dilaksanakan selama satu minggu mulai dari hari Senin tanggal 30 September 2024 sampai dengan hari Jumat tanggal 04 Oktober 2024. Setiap tingkatan diadakan perlombaan antar kelas guna melatih peserta didik dalam berkompetisi dan juga bekerja sama antar tim di setiap kelas.
HARI SANTRI
Hari santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di SMAN 1 Teras. Untuk memeriahkan acara tersebut, siswa laki-laki mengenakan pakaian muslim berwarna putih dengan bawahan kain sedangkan untuk siswa perempuan menggunakan baju muslimah bebas, berjilbab dan bawahan kain. Untuk non muslim menggunakan pakaian menyesuaikan. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah tidak hanya berfokus pada sejarah, tetapi juga pada upaya menanamkan dan memperkokoh nilai-nilai penting yang menjadi dasar pembentukan karakter bangsa, seperti nilai karakter religius, nasionalis, integritas, kemandirian, dan semangat gotong royong.