
Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), di bawah naungan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyelenggarakan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang diikuti oleh ratusan siswa dari berbagai jenjang pendidikan. Sebanyak 192 siswa dari tingkat SMP/MTs dan 181 siswa dari tingkat SMA/MA berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini. Babak final OPSI dilaksanakan di Jakarta, tepatnya di Hotel Novotel Mangga Dua Square, pada tanggal 3 hingga 9 November 2024. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan pameran karya penelitian siswa, tetapi juga rangkaian wawancara serta presentasi di hadapan para juri yang berkompeten di bidangnya.
Di antara para finalis yang berkompetisi ketat, siswa dari SMAN 1 Teras, Boyolali berhasil mengukir prestasi. Hosi Permadani dari kelas XII A dan Caysa Rara Kirani dari kelas XII C sukses meraih medali perunggu (juara 3) dalam bidang Matematika, Sains, dan Teknologi (MST). Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Kepala Pusat Prestasi Nasional, Dr. Maria Veronica Irene Herdjiono, M. Si dalam acara penutupan serta penyerahan hadiah pemenang pada Jumat (8/11/2024). Prestasi ini bukan hanya membanggakan bagi SMAN 1 Teras, namun juga bagi masyarakat Boyolali yang menyaksikan generasi muda daerah mereka berhasil mengharumkan nama daerah melalui karya inovatif di tingkat nasional.
Hosi dan Caysa mengusung penelitian yang berjudul ” Efek Domino: Pengaruh Web Sayur Gunung Berbasis Algoritma dalam Memprediksi Masa Tanam Hortikultura”. Penelitian ini berfokus pada penerapan teknologi berupa web untuk membantu petani dalam menentukan masa tanam yang tepat untuk hortikultura. Web Sayur Gunung dirancang sebagai sebuah sistem yang mampu memprediksi kapan waktu terbaik untuk menanam sayuran, guna menghindari kerugian akibat harga jual rendah pada saat panen.
Ide ini berawal dari pengamatan Hosi dan Caysa terhadap kondisi pertanian di wilayan Boyolali, khususnya di Kecamatan Selo, yang seringkali mengalami fluktuasi harga hasil panen. Menyadari masalah ini, Hosi dan Caysa berinisiatif menciptakan Web Sayur Gunung sebagai solusi untuk meminimalisir potensi kerugian tersebut. Dengan sistem prediksi berbasis data stok dan permintaan, web ini mampu memperhitungkan waktu tanam yang tepat sehingga petani memperoleh harga jual yang lebih baik.
Dalam penerapan yang dilakukan di Kelompon Tani Kecamatan Selo, hasilnya menunjukkan bahwa Web Sayur Gunung mampu memberikan dampak positif bagi petani. Salah satu petani cabai yang menggunakan Web Sayur Gunung merasa sangat terbantu dengan adanya inovasi ini.
“Web Sayur Gunung ini bermanfaat sekali bagi saya, saya tidak mengalami kerugian lagi. Bahkan sekarang saya bisa membeli pedhet (anak sapi) untuk menabung” ungkap Ninik Aprianti. Penuturan Ninik mencerminkan manfaat nyata dari penggunaan web ini. Tidak hanya membantu petani mengurangi kerugian, tetapi juga memberikan peluang bagi mereka untuk memperoleh keuntungan lebih besar sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
Melihat keberhasilan ini, Hosi dan Caysa merekomendasikan agar Web Sayur Gunung dapat disebarluaskan ke wilayah lain di Boyolali dan sekitarnya. Mereka percaya bahwa media digital seperti ini memiliki potensi besar untuk menjadi solusi bagi petani sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat. Meski begitu, mereka tetap menekankan pentingnya menjaga akses terbatas untuk kalangan petani saja agar tujuan utama web ini tidak terganggu dan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh mereka yang benar-benar membutuhkan.
Kesuksesan Hosi Permadani dan Caysa Rara Kirani tidak hanya menunjukkan kemampuan siswa SMAN 1 Teras dalam menghasilkan karya inovatif, tetapi juga memberikan contoh nyata bagi generasi muda tentang pentingnya menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjawab permasalahan di sekitar.